Cukup banyak orang yang berbakat dan berpotensi namun belum berhasil mencapai kesuksesan. Mengapa hal ini dapat terjadi?
Hal inilah yang juga menjadi dasar mengapa adanya perubahan sudut pandang bahwa penentu kesuksesan bukanlah factor intelegensi semata. Kesuksesan tidak dapat dilihat dari factor IQ (Itelligence Quotient) yang dimiliki seseorang, melainkan EQ (Emotional Quotient). Oleh karenanya, membangun hubungan antar individu menjadi aspek penting.
Bawahan dapat menjadi cerminan Sang Pemimpin. Bagaikan anak dengan orang tua. Anak meniru dan menjadikan orang tuanya sebagai role model. Ingatkan anda pada pepatah “buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.” Oleh karena itu, cerminan bawahan terhadap pemimpin sangat dipengaruhi bagaimana sikap pemimpin dalam memandang dan membawa dirinya, yang secara otomatis akan berpengaruh dalam pengelolaan bawahan. Apa yang kita pikirkan adalah apa yang akan terjadi nantinya. Bagaimana kita memandang diri kita akan berpengaruh terhadap bagaimana bawahan memandang kita. Sebelum dapat melakukan pembinaan hubungan dan memenangkan bawahan anda, bentukan image baik diri anda. Ketika anda dapat menerima, memahami diri anda, dengan segala kekurangan dan kelebihan, maka anda dapat nyaman dengan diri anda. Jika anda telah nyaman dengan diri anda, maka andapun bisa merasa nyaman dengan orang lain. (wah kaya mario teguh ya)
„So, lets start from within ourselves, when you are comfortable with yourself, then you can get in touch or relate with others and the world around you more effectively.”
Penghargaan diri anda dicapai apabila kita merasa diterima dan dibutuhkan. Penghargaan diri ini yang menjadi dasar bagi pembentukan konsep diri yang positif. Dengan membawa diri secara positif, maka kitapun dapat berkarya secara positif dan memberikan konstribusi maksimal pada kesuksesan organisasi.
“People who feel good about themselves, produce good results. Putting people first and winning them are one of the ultimate keys of success in organization.”
Jika seorang pemimpin telah memiliki rasa positif terhadap dirinya, maka ia dapat menciptakan bawahan yang positif. Apakah kita dapat membentuk bawahan kita menjadi positif? Ya ingat semangat positif atau negatif yang dibawa menular pada orang orang disekitar kita.
“Your subordinate will become the wind beneath your wings or the anchor of your boat. It all depend on you!”
Putting people and winning people merupakan hal abstract, karena tidak ada patokan pasti seberapa jauh kita telah berhasil melakukannya, dan hal ini sebagian besar berhubungan dengan hal hal yang intangible (gak bisa diukur). Menjadi seorang pemimpin yang memegang prinsip ini bukan hanya mengenali tetapi mereka telah berhasil memahami bawahannya sehingga mengetahui titik kunci bagaimana anda dapat menyelaraskan, mengembangkan dan menciptakan mereka menjadi orang yang handal dan dapat dipercaya, yang tentunya akan turut mengambil peranan dan penentu kesuksesan anda sebagai pemimpinnya. Pemahaman terhadap orang lain dapat dikatakan gampang gampang susah, karena manusia sangatlah dinamis, dan kita tidak pernah dapat mengetahui dalamnya hati dan jiwa seorang manusia, benar bukan?
Jika anda ingin memahami tentang manusia bisa mencoba mencermati ungkapan dibawah ini: (paling tidak ada benernya, walaupun mungkin gak mutlak):
* Everybody wants somebody
* Nobody cares how much you know until be known how much you care
* Everybody needs somebody
* Anybody that helps somebody influences lots of bodies
* Somebody today will rise up and become somebody
Pemahaman terhadap orang lain ini yang menjadi langkah awal untuk selanjutnya membangun rapport kepercayaan, dan pembinaan hubungan. Dengan meningkatkan kualitas hubungan akan dapat menghasilkan tim kerja yang baik dan akan berpengaruh terhadap kinerja pribadi, tim dan organisasi secara keseluruhan.
Your understanding of people helps build your business. Your treatment of people helps build your business. Your reputation for relationship helps build your business.
Training & Consulting Division
MDI Track Training International.
No comments:
Post a Comment