Dagang dengan banyak item itu lebih sulit untuk dikendalikan dibandingkan dengan dagang barang dengan item sedikit. Dagang barang dengan banyak item, biasanya sulit untuk bisa memanfaatkan uang hasil keuntungan untuk keperluan pribadi dibanding dengan jual barang dengan item sedikit. Paling tidak formula bisnis ini berlaku bagi mereka yang baru mempraktekan atau memulai bisnis.
Sebagai gambarannya misal anda baru mulai dagang dengan satu item, katakanlah lampu Neon. Harga beli Rp. 3000,- anda jual Rp. 3250 per pcs. Pembelian pertama sebanyak 10.000 pcs yang bisa terjual dalam waktu 1 bulan. Maka dalam satu bulan anda punya keuntungan 250 x 100.000 atau sebesar 2.500.000,- setelah dikurangi ongkos sisanya Rp. 2.000.000,-. Modal awal anda sebesar Rp. 30.000.000,-.
Pada bulan berikutnya anda merasa gak nyaman, karena dengan modal sebesar Rp. 30 Juta dalam satu bulan hanya memperoleh keuntungan sebesar 2 juta saja, tentu akan sulit untuk hidup tercukupi. Sukur sukur bisa masih utuh sebesar 30 juta. Kemudian anda mencoba dengan variasi dengan barang lain misalnya Korek gas, jadi anda beli lampu sebesar 21 Juta dan korek gas sebesar 9 Juta, dengan pertimbangan pasar lampu anda sudah punya.
Perkiraan awal dari hasil penjualan lampu akan untung Rp. 1.750.000 dan dari penjualan korek gas anda memperoleh keuntungan Rp. 675.000. Ternyata pada pertengahan bulan penjualan korek lebih besar dari pada perkiraan semula dan sudah habis terjual, sedangkan penjualan lampu masih tersisa 3000 pcs dari 7000 pcs. Uang yang anda punya sekarang adalah Rp. 13 juta dari penjualan lampu dan Rp. 9.675.000,- atau total uang yang ada sebesar Rp. 22.675.000 dikurangi pengurangan ongkos dan keperluan anda katakanlah sisanya 21 Juta. Dengan uang sebanyak ini anda tidak bisa belanja dengan servis pengiriman karena total belanja anda biasanya Rp. 30 Juta baru dikirim. Kalau anda menunggu lampu terjual semua kemungkinan kondisi anda semakin repot karena lampu keluarnya semakin pelan. Untuk mengatasi ini jalan yang anda tempuh kemungkinan adalah dengan berhutang Rp. 9 Juta ke orang lain, dengan pembayaran dicicil. Barulah anda sekarang bisa belanja lagi dengan stok korek gas diperbanyak dan mungkin anda ingin menambah barang lain misal variasi jenis korek yang magnet dan roda dan beli lampu juga gak banyak banyak karena stok yang lama masih ada sehingga anda memerlukan tambahan saja misal sebanyak 3000 pcs saja atau senilai Rp. 9 Juta dan korek diperbanyak sebesar Rp 15 juta untuk yang roda dan Rp 6 Juta untuk yang magnet.
Anda sekarang memiliki 3 macam barang, lampu neon dan 2 macam korek gas, nah barulah permasalahan yang lebih rumit akan timbul. Setelah berjalan ternyata penjualan lampu normal, dalam 15 hari lampu habis, tetapi korek masih banyak, korek magnet apalagi lambat sekali penjualannya. Dari penjualan lampu anda dapat uang Rp. 19,5 juta dari korek Rp. 8 juta dan korek magnet Rp. 2 juta atau total uang Rp. 29,5 juta. Tapi anda mesti bayar hutang Rp. 9 juta sehingga total uang anda Rp. 20,5 juta dikurangi pengeluaran sehingga tersisa Rp. 19 juta.
Karena anda mengalami kesulitan dana maka untuk sementara anda tidak jual lampu dulu, mungkin selama 1 minggu karena sulit dengan keuangan yang ada sekarang. Kalau dipaksakan akibatnya lebih repot anda tidak bayar hutang apalagi buat makan, uang gak ada.
Nah begitulah walaupun banyak barang tapi repot buat memenuhi kebutuhan pribadi anda. Keadaaan itu akan berlangsung terus sampai kondisi barang anda bisa stabil dan ini bisa tercapai jika anda menambah modal terus atau dari keuntungan anda yang masuk ke barang, tapi kurang bisa masuk ke harta anda. Keuntungan anda memang meningkat tapi kebutuhan barang untuk dagang juga meningkat, jadi gak sempet untuk memenuhi kebutuhan anda.
No comments:
Post a Comment