Bimbel Online tentang Standar Gaji International, dimana para ahli minyak dan para Profesional yang ada di Malaysia ingin menyumbangkan kemampuannya untuk negara ini memang boleh diacungi jempol. Tapi kalau pulangnya dengan gaji yang standanya sama dengan Malaysia, wah meragukan untuk berhasil di Pertamina.
Masalahnya begini; Jika para ahli itu di Indonesia digaji katakanlah seperti apa yang ada diartikel tersebut US $ 18.000,- sedangkan pegawai Pertamina yang lain digaji rupiah, bisa terjadi kesenjangan gaji antar karyawan yang menimbulkan gejolak mental discriminasi. Mengapa dia digaji begitu besar sedangkan aku tidak? Maka akan timbul efek psikologis karena perbedaan yang terlalu besar, terus bawahannya malas untuk bekerja dan akhirnya keluar ingin mencari yang lebih besar seperti bosnya.
Padahal bagaimanapun seorang ekspert tidak mungkin bisa bekerja sendirian, pembantunyapun bukan orang yang baru kerja, dia juga harus seorang yang berpengalaman, sementara gajinya terlalu jauh. Kalau seorang ekspert dibantu oleh seorang yang nol pengalaman, jelas akan lambat. Jangankan pekerja exploitasi minyak, pembantu rumah tangga yang baru mulai kerja saja kadang kadang menyebalkan, apa apa gak bisa, ya khan!
Jadi menurutku agak sulit untuk membangun team di Indonesia seperti yang diharapkan Pertamina. Paling tidak, akan memakan waktu yang cukup lama karena ada perubahan yang pasti akan membuat beberapa pihak jadi gak enak.
Artikel Lainnya:
No comments:
Post a Comment