Kalau dulu orang jualan es lilin diiderin sudah biasa, sekarang sudah menghilang. Mungkin masih melekat diingatan kita terutama yang sudah tua sekarang, pada tahun 70-an es lilin banyak didagangin ngider, es - es - es. Begilah bunyinya.....
Sekarang bukan es lilin yang laku keras, tapi es nya sudah hilang jadi tinggal lilin-nya. Lilin sekarang ini laku keras, coba jualan pakai motor saja sehari mampu menjual 30 karton lilin. 1 karton berisi 480 batang lilin. Saking lakunya sampai sampai grosir grosir gak pada punya barang ini.
Mengapa bisa begitu?
Sampai dengan bulan Desember 2009 ini PLN akan melakukan pemadaman bergilir, sehingga sebagian besar mereka membutuhkan alat penerangan emergency, dan jumlahnya banyak. Satu satunya yang murah dan mampu terbeli dalam jumlah banyak ya lilin. Seminggu saja aku membutuhkan lilin 100 karton. Susah banget cari barangnya.
Pembuatan Lilin Murah
Lilin yang normal dengan bahan baku parafin murni, tentu akan mahal harganya, dalam persaingan bisa jadi tersingkir karena harga mereka harus tinggi kalau gak mau tekor. Lilin murah itu dibuat dari bahan parafin murni tapi dicampur dengan lilin dari limbah pabrik tekstil, atau kalau perlu semuanya dari lilin limbah tekstil, jadi harganya bisa masuk ke grosir grosir di pasar.
Lilin dari limbah tekstil ini juga rebutan, apa lagi sekarang, berdesak desakan, kalau pemain baru mending gak usah ikutan ntar bisa terinjak injak. he he he.... Lilin seperti emas sekarang dicarinya susah, sebenarnya bukan jarang tapi kebutuhannya yang meningkat drastis. Mirip juga dengan barang kelontongan dan alat tulis yang lain, kalau lagi musim ya susah banget, semua pada nyetok buat dijual, ingin meraup keuntungan sesaat intinya, ya begitulah... orang banyak yang masih mengandalkan aji mumpung....
Lilin lilin lilin ................
No comments:
Post a Comment