Kasus Manohara Tak Ganggu Hubungan RI-Malaysia
Harian Aceh--Kasus dugaan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang menimpa WNI Manohara Odelia Pinot oleh suaminya Pangeran Negara Bagian Kelantan, Malaysia, Tengku Muhammad Fakhri diharapkan tidak mengganggu hubungan Indonesia dan Malaysia.
"Pemberitaan kasus Manohara di berbagai media cetak dan elektronik yang dimunculkan oleh Daisy Fajarina, ibunda Manohara, diharapkan tidak mengganggu hubungan baik masyarakat RI-Malaysia," kata Juru Bicara Kelompok Pakar (Eminent Person Group/EPG) Indonesia Musni Umar di Jakarta, Rabu.
Musni menilai kasus tersebut adalah masalah pribadi yang dapat diselesaikan keluarga Manohara dan Fakhry dengan sebaik-baiknya melalui mediator pihak ketiga dari keluarga masing-masing.
"Kasus ini mencuat karena kurang terjalin komunikasi, salah persepsi dan kurang memahami dan menghayati sistem yang berlaku di kedua keluarga," katanya.
Sesuai ajaran agama, lanjut dia, kedua belah pihak harus mengutus juru damai (hakim) dari kedua belah pihak untuk menyelesaikan kasus tersebut. "Kita berharap kasus ini tidak mengganggu hubungan harmonis masyarakat kedua negara serumpun," ujarnya.
Sebelumnya Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Deplu RI Teguh Wardoyo mengatakan bahwa Deplu telah meminta Kementerian Luar Negeri Malaysia bersikap kooperatif dalam menangani kasus KDRT yang menimpa Manohara Odelia Pinot.
Ia mengaku, beberapa hari yang lalu, pihaknya telah berkirim surat kepada Kementerian Luar Negeri Malaysia untuk meminta pertanggungjawaban moral terhadap Fahri.
Selain itu, pihaknya meminta Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) menjalin komunikasi secara aktif dengan pemerintah Malaysia.
"Demikian halnya, kami yang di sini juga selalu menjalin komunikasi dengan Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta," katanya menambahkan.
Beberapa saat setelah menerima laporan dari pihak keluarga Manohara, Deplu sudah meminta Fahri untuk melaporkan kondisi Manohara di KBRI Kuala Lumpur atau KJRI Penang.
Tujuan pelaporan itu, lanjut dia, agar pihak keluarga Manohara bisa tenang dan tidak mengundang sentimen berlebihan terhadap pemerintah Malaysia.
Pemerintah Indonesia tidak bisa langsung mengatasi persoalan tersebut, lantaran sampai saat ini Manohara masih menjadi istri sah Fahri.
"Sangat tidak mungkin, kami langsung melakukan penjemputan. Kasus Manohara ini berbeda dengan kasus yang dialami para TKI dengan majikan," katanya menjelaskan.
Sementara itu Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Meutia Hatta menilai kasus Manohara --yang dinikahkan ketika masih di bawah umur-- tak lepas dari kesalahan orangtua.
"Orangtua sudah seharusnya menjaga anaknya, kalau di bawah umur jangan (dinikahkan—red), apa lagi mereka kan bukan dari desa, tapi orang terpelajar," kata Meutia.(ant)
Raja Kelantan Janji Temukan Manohara dengan Ibunya
Rabu, 29 April 2009
KUALA LUMPUR - Ketegangan hubungan antara Pangeran Kerajaan Kelantan, Malaysia, Tengku Muhammad Fakhry dan ibu mertuanya, Daisy Fajarina, ada harapan berujung damai. Perselisihan yang dipicu tuduhan Daisy bahwa Pangeran Fakhry menculik anaknya, model Manohara Odelia Pinot (Mano), itu akan diakhiri dengan pertemuan Mano dengan ibunya beberapa hari ke depan.
Untuk mewujudkan upaya perdamaian itu, raja Kelantan, ayahanda Tengku Fakhry, mengirim seorang utusan ke Jakarta untuk menemui Daisy.
''Raja Kelantan sudah mengirim orang ke Jakarta untuk menemui Ibu Daisy. Orangnya sudah berangkat Senin siang (27/4) untuk menyelesaikan semuanya agar bisa tenang,'' kata Mohd Soberi Safii, pejabat UMNO (partai berkuasa di Malaysia) yang juga kerabat Kesultanan Kelantan, kepada pers di Kuala Lumpur kemarin (28/4).
Seperti dikutip dari situs Malaysiakini, Soberi yang mengaku bersahabat dengan Tengku Fakhry itu mengatakan, pertemuan antara Manohara dan ibunya hanya tinggal menunggu waktu, yaitu menunggu suasana kondusif. ''Ini pisah mata, bukan pisah hati. Kami menunggu suasana cooling down dan Ibu Daisy sudah reda kemarahannya,'' kata Soberi.
Menurut dia, selama ini raja Kelantan mengambil sikap diam karena tidak mau terjadi perang di media massa
Manohara muncul bersama suaminya di depan publik saat acara perkenalan Manohara dengan Daisy Fajarina, yang tidak lain adalah besannya sendiri. ''Jika diikuti, akan terbongkar semua latar belakang Ibu Daisy. Ini sikap raja Kelantan,'' tambahnya. Manohara, ujar Soberi, kini hidup tenang dan nyaman bersama suaminya di Kelantan. Tidak betul ada penyiksaan terhadap Manohara oleh suaminya. ''Munculnya Manohara ke depan publik belakangan ini membuktikan tidak ada penyiksaan dan keduanya hidup bahagia,'' katanya.
Dengan bantuan dari Raditya Argoebie, teman Mano, akhirnya Daisy Fajarina, ibu Manohara, bisa bertemu dengan dua orang anggota Komisi I DPR di Hotel Nikko. Daisy bermaksud meminta bantuan komisi tersebut untuk memulangkan Manohara ke tanah air.
Dalam pertemuan itu, Daisy disarankan segera memberikan laporan ke komisi I untuk upaya membawa pulang Manohara dari Malaysia. Anhar mengatakan segera merespons warga negara. ''Ini menyangkut warga negara kita. Sudah tanggung jawab kita untuk melindungi setiap warga negara kita,'' tegas Anhar. Karena itu, komisi I segera mengadakan rapat internal sebagai langkah awal upaya pemulangan Manohara. ''Nanti komisi I akan memanggil Dubes dan Menlu," ujarnya. (kit/aga/jpnn/kim)
Impian Manohara Terjun di Akting Pun Kandas
Kamis, 23/4/2009
JAKARTA, KOMPAS.com -- Keinginan Manohara Odelia Pinot, untuk berkarier di dunia akting rupanya belum menjadi kenyataan. Padahal, saat berada di Indonesia, Manohara berniat menjajaki panggung akting.
Radytia Argoebie, sahabat karib Manohara, mengutarakan keinginan itu sangat kuat lantaran ia ingin melepaskan bayang-bayang suaminya, yang kerap bertindak kasar kepadanya.
"Hal itu diutarakannya sewaktu dia kabur ke Indonesia. Saat itu, dia (Manohara) sempat bilang ke ibunya, ingin berusaha untuk mencari kerja. Salah satunya main sinetron dan film. Dia sendiri lagi belajar akting," katanya kepada Kompas.com, Kamis (23/4).
Namun, siapa sangka bujukan suaminya, Pangeran Tengku Muhammad Fakhry, putra bungsu Raja Kelantan Malaysia, yang ingin berdamai dengan mengajaknya berumroh membuyarkan keinginannya. "Ada niatan dari suaminya untuk berubah dan mengajak dia dan keluarganya untuk umroh. Niatan itu disambut Manohara. Tapi ternyata dia punya rencana lain," katanya.
Radytia Argoebie adalah salah satu kerabat Manohara. Dialah yang ikut menemani saat Manohara dan keluarganya pertama kali diundang pihak Kerajaan Kelantan. "Pada 19 Agustus tahun lalu, keluarga Manohara diundang ke Istana Kelantan, karena Ibu Raja ingin ketemu. Setelah melihat Manohara, Ibu Raja terpesona dengan kecantikan Manohara, dan meminta untuk segera menikahkan anaknya," cerita Radytia.
Ibunda Manohara, Daisy Fajarina, lanjut Radytia sempat menolaknya karena usia Manohara masih 16 tahun. Namun desakan kuat pihak kerajaan membuat pihaknya tak bisa berbuat banyak. Pihak kerajaan lantas meminta agar proses akad nikah dilangsungkan sepekan kemudian.
Karena saling mencintai, Manohara akhirnya menyepakati keinginan pihak keluarga yang memilih akad nikah digelar tanggal 26 Agustus. Sementara resepsi dilangsungkan setelah lebaran 2008 di Istana Kelantan. "Pihak kerajaan sempat berjanji akan mengurus pernikahan secara resmi setelah resepsi digelar," katanya.
Namun, sepekan setelah menikah impian Manohara buyar. Sikap suaminya mulai berubah. "Manohara sering curhat sama saya. Selama PDKT (pendekatan), menunjukkan sikap yang baik, tapi setelah menikah justru berubah kasar. Satu minggu setelah resepsi. Di depan orang tuanya Manohara, dia sudah berani bersikap kasar. Kalau perlakukan secara fisik, saya enggak tahu," katanya.
Diakui Radytia, sejak kabar "penculikan" itu, ia sendiri telah kehilangan kontak dengan Manohara. Bahkan, Manohara sudah tak bisa dihubungi meski lewat situs jejaring pertemanan, facebook. "Bener-bener hilang kontak," katanya.
No comments:
Post a Comment