Berikut kutipan esai yang pernah ditulis oleh alm. Prof. Teuku Jacob,yang semasa hidupnya adalah seorang ahli antropologi ragawi dari UGM danbersama almarhum Prof. Sartono (ITB) pernah menjadi asisten danmendapatkan pendidikan langsung dari ahli paleontologi terkenal G.H.R.von Koenigswald pada tahun 1960-an.
Esai ini menarik untuk dicermati juga jenaka membuat sayamanggut-manggut mengiyakan sambil tersenyum atau terkekeh sendiri. Esaiini pernah dimuat di Harian "Kedaulatan Rakyat" Jakarta tahun 1998, sayamengutipnya dari buku berjudul "Tahun-Tahun yang Sulit : Mari MencintaiIndonesia", kumpulan 80 esai Pak Jacob (Yayasa Obor Indonesia, Jakarta2001). Esai-esai ini dikumpulkan dan disunting oleh Dr. Etty Indriati,murid sang profesor). Kiranya Prof. Jacob tengah menyindir banyak ahlidan masyarakat kita, kita juga termasuk kale mungkin, dengan esainyaini.Mengapa Kambing Menyeberang Jalan?
Informasi yang resmi atau desas-desus kerap diterima dengan berbagaitafsiran leh kalangan yang berbeda, meskipun informasinya sama dansemuanya menganggap eaksi masing-masing objektif dan benar. Di bawah inikita coba lihat pelbagai reaksi dan respponsi kalangan denganlatar belakang berbeda terhadap pertanyaan netral, "Mengapa kambingenyeberang jalan?"
Ahli demografi: "Meningkatnya kepadatan populasi di satu sisi memicubeberapa kambing secara selektif pindah ke sisi lain yang tekanandemografinya lebih rendah."
Pakar migrasi: "Di seberang, rumput lebih hijau dan kambing inginmencoba nasibnya di sana."
Ahli evolusi: "Ia ingin pindah ke relung ekologis yang lain untukbertahan hidup."
Pakar mutasi: "Ia tidak menyeberang, tetapi melompat-lompat ke seberangjalan."
Ahli genetika: "Ia membuktikan bahwa makhluk hidup itu memang egois yangberpuncak pada gennya."
Ahli meteorologi: "Ia pikir di seberang tidak hujan."
Ahli astrofisika: "Untuk menghindari dampak meteor."
Ahli vulkanologi: "Tanda-tanda gunungapi akan meletus."
Pengusaha hutan: "Ia melarikan diri dari kebakaran hutan."
Ahli matematika: "Ia ingin membentuk himpunan baru."
Ahli filsafat: "Ia tak puas lagi dengan dengan paradigma lama."
Penganut kepercayaan: "Ada kekuatan gaib yang menggerakkannya keseberang."
Calon doktor: "Ia hendak membuktikan salah suatu hipotesis bahwa kambingtidak berani menyeberang jalan."
Pejabat: "Harus diwaspadai, mungkin ia anti pembangunan."
LSM: "Ia bermaksud mencari suaka karena tidak dapat membuktikan bahwabahwa ia bukan kmbing hitam."
Politikus: "Memang dasar kutu loncat."
Ideolog: "Terbukti bahwa kambing it liberal."
Pakar hak-hak asasi: "Di sebelah sini cukup makan, tetapi tidak bebasmengembek, sedangkan di seberang sana bebas mengembek meski tak cukupmakan."
Ahli hukum: "Tidak ada rambu jalan yang melarangnya menyeberang."
Pedagang kaki-lima: "Ada bau kereta tukang sate yang mendekat."
Pembantai: "Kambing boleh menyeberang ke mana saja, tetapi hidupnya akanberakhir di bawah doa dan parang saya."
Penimbun pangan: "Ia sangka rumput di sini akan segera habis."
Wartawan: "Kambing menyeberang jalan bukan berita, kecuali kalau iamilik pejabat atau artis."
Ahli psikologi: "Karena terkejut oleh klakson mobil, ia jadi panik dansalah ambil keputusan."
Ahli sejarah: "Sejak jalan ada, kambing sudah menyeberang jalan."
Kritikus sastra: "Ia agak jalang, dan ingin lari dari gerombolannya yangterbuang."
Ahli statistik: "Seekor kambing dan sebuah jalan adalah indikator yangterlalu kecil sehingga tak perlu didiskusikan."
Ahli ekonomi: "Mengapa buang waktu dan energi memperbincangkan kambingmenyeberang jalan, yang penting berapa harga kambing sekarang dalamdolar."
Kaum realis: "Kambing itu menyeberang karena ingin berada di sisi yanglain, terlepas dari rumput di sana lebih hijau atau tidak."
Tapi masih belum lengkap dari sisi keahlian makanya aku tambahin denganahli yang lain.
Ahli Agama: "Merupakan fitrah Allah, agar terus berusaha, menyebrangjalan adalah cara kambing berusaha untuk mendapatkan yang lebih baik"
Ahli Pendidikan: "Menyeberang jalan merupakan suatu pengalaman yang dapat dijadikan pendidikan, bisa berkumpul dengan kambing lain yang punya pengalaman yang berbeda."
No comments:
Post a Comment